Alhamdulillah,
atas segala anugrah dan rahmat Alloh swt yang mengalir deras kepada kita semua.
Tanpa sadar terkadang kenikmatan itu banyak membuat kita lupa kepada pemberi
nikmat. Oleh karena itu, cara bersyukur yang terbaik adalah hendaknya kita
selalu menyembah-Nya, beribadah kepada-Nya tanpa mempersekutukan-Nya.
Malam tadi
dan beberapa hari yang lalu salah satu pemuda bertanya di tengah-tengah
keasyikan kami dalam berdiskusi tentang iman dan islam. Dia bertanya berkaitan
janji Alloh tentang Doa. Saya juga melihat keanehan jika seorang mukmin berdoa
namun belum dikabulkan. Ia pun mengulang-ngulang doanya sampai sekian lama,
namun tiada kunjung datang tanda-tanda jawaban dari Alloh.
Hendaklah ia
tahu bahwa hal itu merupakan cobaan yang membutuhkan kesabaran. Ia tidak boleh
memendam kekhawatiran selama menunggu terkabulnya doa, karena kekhawatiran itu
adalah penyakit yang harus disembuhkan. Saya pun pernah mengalaminya.
Suatu ketika
saya ditimpa musibah maka berdoalah saya dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi,
saya tidak kunjung melihat percik-percik jawabannya.
Saya
kemudian merenungkan diri saya kembali. Kepada jiwa ini saya berkata,
“hapuskanlah kegelisahanmu, wahai jiwaku! Dia tidak menunda kecuali ingin
menguji ketabahanmu dalam menghadapi musuhmu, agar engkau menjadi tangguh.”
Lalu apa
yang sebaiknya kita pikirkan jika jiwa selalu meronta dalam menanti doa yang
belum kunjung dikabulkan? Katakanlah kepada jiwa Anda “
Pertama,
Alloh adalah Maharaja yang memiliki kekuasaan dan wewenang untuk memberi
ataupun tidak memberi. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk
menentang kuasa-Nya.
Kedua,
hikmah-hikmah-Nya telah tergambar dengan jelas lewat firman-firman-Nya dalam
kitab suci Al-Qur’an. Mungkin engkau menilai sesuatu baik untukmu, namun
sebenarnya di balik itu ada hikmah yang tidak engkau ketahui. Cobalah lihat
seorang dokter yang memberikan resep yang tidak engkau ketahui hikmahnya,
karena secara lahiriah obat adalah pahit. Hal itu bisa engkau bandingkan dengan
hikmah Alloh.
Ketiga, bisa
saja pengabulan doa ditunda demi suatu kebaikan. Sementara jika doa segera
dikabulkan akan menimbulkan bahaya. Bukankah Rosululloh saw. Pernah bersabda,
Seseorang akan berada dalam kebaikan selama ia tidak tergesa-gesa berkata,
‘saya berdoa namun tidak kunjung
dikabulkan’.
Keempat,
bisa saja doamu tertolak, karena aib yang engkau simpan dalam dirimu. Mungkin
dalam makananmu ada sesuatu yang syubhat atau hatimu lalai saat berdoa. Mungkin
saja karena engkau tidak sungguh-sungguh bertaubat kepada Alloh, karena tidak
bersegera meninggalkan perbuatan dosa. Itulah siksaaan yang kita alami. Oleh
karena itu, hendaknya kita melihat dan mengamati dengan jernih, dimana
kekuarangan kita yang sebenarnya.
Kelima, yang
harus dilakukan oleh kita dalam persoalan ini adalah berusaha memandang segala
sesuatu dengan jernih. Berangkali, dengan tercapainya apa yang engkau inginkan
akan bertambah pula dosa-dosamu. Atau bisa jadi hal itu akan mengurangi derajat
amalmu dalam kebaikan, maka tidak langsung dikabulkannya doa-doamu saat itu
akan berakibat baik bagimu.
Keenam,
mungkin saja apa yang tidak engkau capai itu merupakan rahmat agar engkau tetap
dekat dengan pintu-Nya. Di sisi lain, keberhasilanmu dikhawatirkan akan
menjauhkanmu dari pintu harapan kepada-Nya, dengan dalil bahwa andaikata engkau
tidak tertimpa suatu musibah, mungkin engkau tidak terlalu dekat dengan-Nya.
Alloh
Mahatahu apa yang harus dilakukan-Nya terhadap para hamba. Tidak jarang, ketika
seorang hamba mendapatkan nikmat, ia sangat disibukkan dengan nikmat itu. Oleh
sebab itu, di tengah-tengah nikmat itu datanglah cobaan yang membuatnya lari
menuju pintu-Nya dan memohon pertolongan-Nya. Itulah sebuah nikmat yang
dibungkus dengan bala dan cobaan. Cobaan
yang sesungguhnya adalah cobaan yang mengingatkan Anda untuk kembali kepada
Alloh ketika Anda terlalu sibuk dengan apa yang Anda alami. Di situlah Anda
akan mendapatkan keindahan yang tiada terkira.
Jika Anda
merenungkan semua itu, maka Anda akan disibukkan dengan hal-hal yang sangat
jauh lebih bermanfaat bagi diri Anda. Anda harus terlepas dari bayang-bayang
kegagalan. Bertaubatlah atas segala kesalahan dan berdirilah di depan
pintu-Nya, Maharaja alam semesta ini.
Mejelang
Fajar, 1 Syaban 1436 H
Super sekali om (ma) Rio.... oase hati hari ini jazakallah
BalasHapusBarokaullohhu Fiikum. Semoga Alloh selalu memberikan keselamatan, rahmat dan barokah-Nya kepada Bang Hardi sekeluarga.
BalasHapusTerima Kasih sudah berkunjung dan memberikan komentar Bang Hardi
sabar adalah kunci segalanya
BalasHapus