Setiap
manusia selalu rindu untuk di cintai, akan tetapi terkadang perbuatan kita
tidak menunjukkan bahwa kita layak untuk di cintai. Lihat saja di sekitar kita,
kita selalu meminta diperhatikan tanpa mau memperhatikan, meminta dilayani
tanpa mau melayani, meminta di cintai tanpa mau mencintai.
Lalu
apa rahasia agar kita menjadi pribadi yang pantas dan layak untuk di cintai?
Kepantasan itu dilihat dari sejauh mana nilai manfaat yang kita miliki. Semakin
besar nilai manfaat yang kita berikan untuk manusia dan alam semesta. Maka kita
adalah makhluk yang akan dicintai. Ya kebermanfaatan yang tidak mengharap
pujian atau tepukan tangan. Karena engkau selalu berkarya di kala sepi dan
ramai, senantiasa berusaha taat dikala semangat dan lesu. Memberi dikala ada
dan sempit.
Kepantasan
untuk dicintai adalah milik setiap manusia di bumi ini. Apalah artinya hidup tanpa dicintai. Hanya masalah, mengeluh dan
menangis yang menjadi teman. Oleh karena itu, bukankah kita ingin menjadi
manusia yang dicintai?
Apapun
peran kita saat ini, di sekolah, kampus, Kantor, Pasar, dll. Jadilah manusia
yang penuh manfaat.
Maka sebaik-baik seorang mukmin adalah paling
banyak bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya.
Karena seorang mukmin mengetahui betul manfaat
dari ia menebar manfaat. Untuk itulah ia tidak menyia-nyiakan waktunya agar
waktunya senantiasa terisi penuh oleh kemanfaatan bagi orang lain dan tentunya
akan kembali ke empunya penebar manfaat tersebut. Ini mengindikasikan bahwa
untuk menebar manfaat penuh keberartian maka keimanan harus senantiasa dipupuk
agar mekar pada momentumnya. Dan tentunya untuk meningkatkan keimanan adalah
dengan cara ber-taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
Raih cinta-Nya, maka engkau pantas untuk
dicintai. Karena dalam peraihan cinta Allah tersebut, amal-amal kebaikan lantas
tersebar dan memiliki kemanfaatan bagi orang lain dan lingkungannya. Insya
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.