Rabu, 21 September 2011

Sekolahnya Manusia dan Orang Miskin Dilarang Sekolah

  Dua buku bagus yang pernah saya baca adalah “Sekolahnya Manusia” karya Munif  Khatib dan “Orang Miskin di larang Sekolah” karya Eko Prasetyo. Dari segi judul buku ini memaparkan satu hal yang sama yaitu sekolah dan sama – sama provokatif. Dalam sekolahnya manusia karya Munif Khatib pembaca diajak untuk menelusuri metode pembelajaran yang unik dan sama sekali tidak konvensional.

Buku ini juga mengkritik metode – metode pembelajaran yang konvensional dan tidak berpihak pada anak berkebutuhan khusus dan anak yang memiliki perbedaan dengan teman – temannya yang lain. Sedangkan di dalam buku Orang miskin dilarang sekolahnya Eko Prasetyo – yang sangat – sangat provokatif menurut saya – lebih berisi pada kritik sosial terhadap wajah pendidikan kita. Mulai dari mahalnya biaya pendidikan yang menjelma menjadi hantu yang menakutkan bagi kebanyakan orang tua yang tidak mampu, sampai tidak manusiawinya pendidikan yang ada di negara kita saat ini.
 
            Terlepas dari kedua buku tersebut, kita memang melihat semerawutnya pendidikan yang terjadi di Negara kita. Mulai dari hal – hal yang kecil hingga hal – hal yang besar. Sebagai tenaga pendidik tentunya saya sangat merasa prihatin terhadap dunia pendidikan kita. Seorang teman pernah berkata “Mau gimana lagi, sudah tercover dalam sistem, kita tak bisa berbuat apa – apa” seorang pejabat Diknas pun berkata hal yang sama ketika mengisi pelatihan kami.

Saya marah dan kecewa jika ada seorang pendidik yang berkata seperti ini. Tidaklah ucapan itu keluar dari seorang pendidik, melainkan pendidik itu hanya tingal di masa lalu dan masa sekarang. Mengapa? Karena kita bisa merubah itu semua, sepuluh, dua puluh atau tiga puluh tahun lagi jika kita bisa mendidik anak – anak didik kita dengan baik. Menjadi pribadi yang pantang korupsi, menjadi pribadi yang tangguh dan bekerja keras, menjadi pribadi yang berwibawa, menjadi pribadi baru yang pantang dijajah. Sadar dan sadarlah, kita sedang mendidik calon pemimpin masa depan, bukan calon pemimpin masa lalu dan saat ini. Semua ada di pundak kita. Inilah ladang jihad bagi kita.

Senin, 19 September 2011

Demi Waktu

Segala Puji Bagi Allah Swt yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya yang tiada terkira kepada manusia. Sesungguhnya kesyukuran yang dilakukan oleh sesorang adalah untuk dirinya sendiri, dan salah satu bentuk kesyukuran yang ingin saya lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin untuk menuliskan sedikit Ilmu yang Allah percayakan kepada saya. Semoga ini menjadi bekal dikemudian hari, dan menjadi sarana mendekatkan diri kepada-Nya.

Sahabat, Menjadi Manusia yang produktif, berprestasi, dan bermanfaat bagi orang banyak adalah sebuah dambaan. Begitu banyak orang yang saya temui dan mengutarakan cita-cita dan impian mereka, akan tetapi ternyata tindakan sesorang lebih mencerminkan siapa kita sebenarnya dibandingkan dengan kata-kata yang kita ucapkan.  

Senin, 12 September 2011

Permohonan Maaf

Bila ada kata yang tak berkenan,
ada sikap yang tidak terpuji,
ada janji yang teringkari,
ada amanah yang terkhianati,
maka maafkanlah segala kealfaan dan kekhilafan
serta ridhailah diri kami untuk kembali menyucikan diri
di hari yang penuh rahmat-Nya.

Taqabballahu minna wa minkum
wa za'alanallahu minal aidin wal faizin
Selamat Idul Fitri 1432 H

Rio Saputra dan Keluarga