Ketika
seseorang menyelesaikan studi di SMA, SMK, Pondok Pesantren, dan lembaga
pendidikan lainnya. Kebanyakan kita bercita-cita untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tentunya pilihan pertama untuk masuk
ke Perguruan Tinggi Negeri. Permasalahan yang timbul adalah ketika kita
dituntut untuk memilih jurusan, univ. Mana, dsb. Beberapa waktu yang lalu ada
pengunjung blog saya yang bertanya, sebaiknya melanjutkan pendidikan ke
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) atau menunggu satu tahun lagi untuk tetap masuk
PTN?
Apa kelebihan
dan kekurangan PTN dan PTS?
Secara umum,
permasalahan yang paling sering dibicarakan biaya kuliah. Pertama, Untuk biaya memang di
Perguruan Tinggi Negeri cenderung lebih murah (Tergantung kampus dan
Jurusannya) dibandingkan dengan PTS. Selain itu, karena saya memiliki banyak
kenalan di PTN maka, Peluang untuk mendapatkan Beasiswa cukup banyak. Beralih
dari satu beasiswa ke beasiswa yang lain.
Kedua,
fasilitas biasanya PTN memiliki kelengkapan Akademik yang bagus. Sedangkan di
Swasta memang memiliki kecenderungan memiliki biaya kuliah yang cukup tinggi
(Dapat berbeda-beda di setiap Kota). Peluang Beasiswa tidak sebanyak seperti di
PTN. akan tetapi, kita akan lihat sebenarnya bagaimana keadaan yang sebenarnya
di lapangan.
Para Ahli saat ini, telah sepakat bahwa seorang sarjana tidak cukup hanya
memiliki ilmu pengetahuan saja yang diperoleh dari almamaternya. Akan tetapi,
saat ini mahasiswa dan kampus dituntut untuk dapat melakukan pengembangan diri
(Soft Skill) dalam rangka menjawab tantangan zaman saat ini.
Kenapa hal
ini menjadi penting? Fakta di lapangan menunjukkan, banyaknya jumlah sarajana
setiap tahunnya, mempunyai hubunngan dengan meningkatnya tingkat
pengangguran terdidik (Para Sarjana) di
indonesia. Oleh karena itu, belum cukup jika kita hanya mengandalkan nama besar
Almamater. Karena dalam dunia kerja, tidak hanya kecerdasan saja yang
dibutuhkan, (Karna saya yakin kita semua orang yang cerdas) akan tetapi
seseorang harus memiliki komitmen, kejujuran, tanggung jawab, disiplin dalam
bekerja, kemampuan bernegosiasi, bekerja
dalam tim (Soft Skill).
Kelemahannya
di PTN, biasanya terletak pada kegiatan akademik yang begitu ketat. Bagi yang
belum terbiasa memanajeman waktunya dengan baik, akan sulit melakukan
pengembangan diri. Karena kita dituntut untuk mencapai target-target yang telah
ditentukan secara ketat (Kondisional). Walaupun hal itu bisa juga terjadi di
PTS. Karena namanya belajar pasti menuntut waktu yang cukup panjang. Oleh
karena itu, penting untuk menetapkan target yang besar (bukan hanya ngejar IP)
Hidup adalah
Pilihan
Apa yang
sahabat rasakan saat ini, sebenarnya sesuatu yang saya rasakan empat tahun yang
lalu. Pertama, Ketika menamatkan SMA, saya asalnya memilih untuk menunda
melanjutkan karena ada satu bidang yang sedang saya geluti dan saya sangat
tertarik akan hal itu. Kedua, akhirnya timbul dorongan untuk melanjutkan
Pendidikan ke Universitas. Tentu yang pertama kali saya ikuti masuk SMPTN
(Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Hasilnya??
Alhamdulillah,
dengan usaha yang maksimal untuk lulus di PTN. Allah mentakdirkan saya untuk
belum berhasil masuk ke PTN. kecewa tentu ada, akan tetapi, meratapi pintu yang
tertutup dan tidak beralih ke pintu lain yang terbuka adalah sebuah kelalaian.
Waktu akan
terus berjalan, dan kita dapat menciptakan perubahan setiap waktu yang berlalu.
Bismillah, saya langsung melangkahkan kaki untuk melanjutkan ke PTS. Awalnya
memang dengan tujuan hanya untuk melanjutkan pendidikan. Akan tetapi, di sini
yang terpenting dan sudah saya singgung sedikit di tulisan sebelumnya (Rahasia Para
Pejuang).
Bagi
seseorang yang bingung, Arah, Peluang, dan Kesepatan itu timbul ketika kita
melangkah. akan tetapi, alangkah lebih baik menetapkan tujuan terlebih dahulu.
jangan sampai karena tujuannya begitu sempurna maka kita lupa untuk melangkah.
Pesan yang
ingin saya sampaikan, melangkahlah dengan penuh semangat. Tentunya dengan
memperhatikan lingkungan. Ada PTS yang bagus dan kondusif dengan catatan kita
harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencari dan berlatih dalam menggali
potensi dengan fasilitas yang ada.
Kedua, ada
juga PTS yang (maaf) tidak mendukung mahasiswanya cenderung untuk menggali
potensinya dengan maksimal. Contohnya, PTS itu mayoritas mahasiswanya sudah PNS
sehingga pola atau sistem yang berlakupun tentu berbeda dengan PTS yang mayoritas
dihuni oleh para pemuda.
Sebenarnya
permasalahan ini, sudah saya targetkan untuk dijadikan buku (Mohon Doanya ya).
Karena saya meyakini satu hal,
Jika Allah
menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. Yunus : 107)
Alhamdulillah,saya
memahami kehendak Allah dalam mentakdirkan saya menimba ilmu di sana. Saya
tidak kuliah sekedarnya, atau sekedar kuliah. Akan tetapi, saya membuka mata
dan pikiran lebar-lebar tentang peta masa depan untuk menggapai mimpi yang saya
inginkan. Saya membangun pondasi awal yang kuat dengan melakukan yang jarang
dilakukan oleh mahasiswa lainnya. Setelah kuliah, saya tetap melanjutkan belajar
di Universitas Kehidupan melalui organisasi, Mengikuti Seminar-Seminar,
Pelatihan, Workshop, Kajian-Kajian Keislaman, Diskusi, dan seabrek kegiatan
lainnya.
Pada
semester awal saya masih ingat pesan seorang Dosen yang memiliki semangat yang
berapi-api dalam mengajar, memotivasi dan menginspirasi kami dalam belajar
(walaupun beliau baru SI) tetapi kualitasnya bagi saya melampaui orang-orang
yang telah S2. Hal itu tidak lain karena minat belajar dan membacanya yang
begitu kuat dan hasil perjuangan ketika kuliah dan setelah kuliiah.
Sesungguhnya
Mutiara itu, dimanapun ia berada tetap mutiara. Walaupun dicomberan sekalipun,
tetap disebut mutiara dan akan dilirik oleh orang lain.
Kesimpulannya,
tidak penting anda kuliah ataupun tidak kuliah, kuliah di PTN atau di PTS. Yang
terpenting anda selalu mengasah potensi dan menjadi mutiara dalam kehidupan.
Pilihlah lingkungan yang mendukung dan mampu mengembangkan potensi kita. karena
salah memilih lingkungan dapat mematikan potensi yang kita miliki.
Tidak perlu
menunggu menjadi orang besar untuk melakukan perkara-perkara besar, tetapi
Jadilah orang yang berpikir dan berjiwa besar, maka akan mengantarkan anda
mampu melakukan hal-hal yang besar dalam hidup.
“Hiduplah untuk memikirkan Dirimu sendiri,maka jadilah kau seorang yang kerdil karenanya,Hiduplah untuk memikirkan nasib orang lain,..Maka kau akan menjadi seorang yang besar karenyanya..”
Saya ingin
tutup tulisan ini dengan sebuah kalimat motivasi yang terdapat dalam
Q.S.Ali-Imran : 139,
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), Jika kamu orang yang beriman”
wallauhua'lam..
pilih ptn saja yang lebih murah biayanya
BalasHapusSetuju PTN or PTS g begitu penting, tapi dimanapun carilah lingkungan terbaik agar potensi diri kita tumbuh optimal...
BalasHapusMas Joe : Hehe.. ada peluang beasiswa ga?
BalasHapusMb Yunda : Bahasa pak Mario, jika orang yang tidak kuliah (berpendidikan) saja bisa sukses apalagi jika kita kuliah..
Setuju mb, yang terpenting prosesnya, dan pendidikan mampu membuka pikiran dan hati kita..
Begitu banyak contoh orang yang tidak kuliah, berhenti kuliah yang sukses, dan tidak sedikit orang yang kuliah juga sukses. sekarang tergantung kita yang menjalaninya..
PTN atau PTS,just'SET YOUR DREAM. TAKE ACTION. THE UNIVERSE WILL TAKE CARE THE REST'
BalasHapus^^
Terimakasih atas Kunjungannya,
BalasHapusSaya setuju, bahwa untuk sukses dan kaya lebih baik Take Action..
Alhamdulillah nemu tulisan ini buat saya yang lagi bingung antara ptn dan pts. Saya baru saja mengikuti snmptn 2012. Tapi saya belum yakin dan ingin ikut ujian mandiri/daftar ke pts. Nah, jurusan yg saya inginkan di ptn, akreditasinya C. Sedangkan jurusan yg saya pilih di pts, akreditasinya A. Sempat bingung milih yg mana, tp alhamdulillah jadi ada pencerahan. Terimakasih ya :)
BalasHapus