Jumat, 08 Oktober 2021

Selalu 'ON' Dengan ALLAH


Pernahkah kita bertanya, kenapa sulit sekali untuk hidup tenang? Gelisah selalu menghampiri. Kadang kita bertanya pada diri sendiri. Kenapa kesusahan sering banget menghampiriku?

Apa ada gerangan ?

Jawabannya tentu banyak faktor .

Ada yang susah karena kebodohan dan kemalasan dirinya .

Ada juga yang susah karena pengaruh buruk lingkungan sekitarnya.

Ada juga faktor yang lainnya.Tapi jawaban positive thingking nya sih mungkin Allah masih menghendaki dia  supaya selalu 'on' sama Allah. Karena dengan kesusahan itu dia dipaksa 'on' sama Allah. Mungkin kalau tidak dipaksa 'on' dia akan lalai sama Allah. Lupa meminta kepada Allah. Dia akan merasa dirinya mampu. Sombong dan merasa tidak perlu lagi pertolongan Allah subhanahu wata’ala.

'On' yang dimaksud diatas  artinya hati kita selalu terhubung dengan Allah. Hati kita selalu berdzikir mengingat Allah.

Hati kita selalu hidup , tersambung dan bergetar dengan frekuensinya Allah.

Merasa diawasi Allah atau yang lebih kern lagi terus membersamai Allah dimanapun kapanpun dan merasa dirinya selalu  dibersamai  Allah.

Subhanallah itu sesuatu banget.

Bagi orang yang selalu 'on' kepada Allah, setiap langkah setiap gerak setiap detik setiap helaan nafasnya  merasa dekat dan nikmat  dengan Allah. Meyakini setiap hela nafasnya itu atas kasih-Nya. Merasa harus bersyukur setiap saat Allah memberikan kesempatan bernafas. Karena dia yakin jika Allah berkehendak kapanpun Allah bisa menghentikan nafasnya.

Dia merasa perlu untuk terus berhubungan dan berkomunikasi dengan  Allah,

Tanpa Allah dia merasa tidak tenang

dia membutuhkan Allah, dia perlu  Allah.

Allah yang Maha Rahman dan Rahim.

Allah yang mengasihi semua makhluk dan menyayangi hamba hamba yg mencintai-Nya.

Allah SWT berfirman, 

“Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.'' (QS Al-A'raf : 156).

"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al Baqarah: 29).

Dia merasa bahwa hidup adalah karunia-Nya. Kesempatan untuk mengabdi dan bersyukur kepada-Nya.

Dia yakin apa yang Allah ciptakan untuk keperluan  mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan untuk yang lainnya.

Dia merasa tak nyaman, resah hidup tanpa Allah meskipun dia sudah memiliki segala sesuatu dalam hidupnya.

Yang hebat dari orang yg selalau 'on' adalah merasa dikasihi  Allah meski secara kasaf mata dia dalam keadaan susah.

Dia berpikir segala sesuatu yg diberikan Allah kepada hambanya sdh Allah sesuaikan dengan  kadar kemampuan dirinya. Sudah pas dan terbaik. Apapun kondisinya.

Dan dia sangat bersyukur terhadap rezeki sekecil apapun karena hatinya sudah  dipenuhi dengan kenikmatan dan kecintaannya kepada Allah.

Di menganggap segala kesusahannya bagaikan bandul besar yang mendorong dirinya makin dekat kepada Allah. Semakin besar dan kuat bandul itu menghujam dirinya, dia malah semakin merapat  kepada-Nya. Dia minta ampun dan minta perlindungan-Nya.

Dan jika banyak karunia Allah berupa harta yang menghampirinya dia sangat malu dan takut. Malu karena begitu banyak yang telah diterimanya.

Takut karena khawatir  tidak mampu menjaga amanah-Nya. Takut mengecewakan Allah yang menitipkannya.

Sehingga dia berhati hati dan menggunakan segala karunia-Nya untuk semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.

"Sungguh, orang-orang yang karena takut Tuhannya, mereka sangat berhati-hati,”

(QS Al Mukminun : 57 )

Kesusahannya tak menjadikannya dia susah. Kekurangannya tak menjadikan dia kurang.

Dia  menjadikan sabar  sebagai alat untuk semakin mendekatkan diri dengan-Nya. Semakin on denganNya.

Yang terpenting apapun kondisinya baik susah atau senang dia selalu dekat dan selalu meminta pertolongan Allah.

Karena dia yakin Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna dan seimbang, sehingga dia dapat hidup di dalamnya dengan nyaman. Dia yakin semuanya telah ditata dengan akurat. Semuanya telah diatur dengan hukum-Nya. Itu semua untuk supaya dia dapat hidup di dunia dengan baik dan nyaman. Dia yakini itu. 

Sehingga semua kata dan sikapnya  selalu diharmonikan dengan kehendakNya.

Kata Allah ya...diapun ya

Kata Allah tidak ...diapun tidak

Sami'na waatho'na

Kami dengar dan kami taat

Dia tak mampu melawan-Nya.

Kenapa dia bersikap seperti itu?

Karena dia merasa  tak kuasa dan malu menolak permintaan  Allah  yang telah memberikan segalanya.

Dia mengetahui  rasa syukur

Dia mengerti  rasa terima kasih

Dia memahami balas budi

Andaikan Allah meminta nyawanya pun merasa masih tak sebanding dengan karunia dan kasih sayang-Nya.

Menurut dia orang yang mengklaim tak bertuhan saja mampu berterima kasih dan berbalas budi  kepada sesamanya dan alam sekitarnya.

Lalu bagaimana dengan kita yang katanya telah bertuhan?

Astaghfirullahal adzim

Ampunilah kami ya Allah.


Sumber : Tulisan Avip Vivarullah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.