Pernahkah kita bertanya, kenapa sulit sekali untuk hidup tenang? Gelisah selalu menghampiri. Kadang kita bertanya pada diri sendiri. Kenapa kesusahan sering banget menghampiriku?
Apa ada gerangan ?
Jawabannya tentu banyak faktor .
Ada yang susah karena kebodohan dan kemalasan dirinya .
Ada juga yang susah karena pengaruh buruk lingkungan
sekitarnya.
Ada juga faktor yang lainnya.Tapi jawaban positive thingking nya sih mungkin Allah masih menghendaki dia supaya selalu 'on' sama Allah. Karena dengan kesusahan itu dia dipaksa 'on' sama Allah. Mungkin kalau tidak dipaksa 'on' dia akan lalai sama Allah. Lupa meminta kepada Allah. Dia akan merasa dirinya mampu. Sombong dan merasa tidak perlu lagi pertolongan Allah subhanahu wata’ala.
'On' yang dimaksud diatas artinya hati kita
selalu terhubung dengan Allah. Hati kita selalu berdzikir mengingat Allah.
Hati kita selalu hidup , tersambung dan bergetar dengan frekuensinya
Allah.
Merasa diawasi Allah atau yang lebih kern lagi terus
membersamai Allah dimanapun kapanpun dan merasa dirinya selalu
dibersamai Allah.
Subhanallah itu sesuatu banget.
Bagi orang yang selalu 'on' kepada Allah, setiap
langkah setiap gerak setiap detik setiap helaan nafasnya merasa dekat dan
nikmat dengan Allah. Meyakini setiap hela nafasnya itu atas kasih-Nya.
Merasa harus bersyukur setiap saat Allah memberikan kesempatan bernafas. Karena
dia yakin jika Allah berkehendak kapanpun Allah bisa menghentikan nafasnya.
Dia merasa perlu untuk terus berhubungan dan berkomunikasi
dengan Allah,
Tanpa Allah dia merasa tidak tenang
dia membutuhkan Allah, dia perlu Allah.
Allah yang Maha Rahman dan Rahim.
Allah yang mengasihi semua makhluk dan menyayangi hamba hamba yg mencintai-Nya.
Allah SWT berfirman,
“Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.'' (QS Al-A'raf : 156).
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al Baqarah: 29).
Dia merasa bahwa hidup adalah karunia-Nya. Kesempatan untuk
mengabdi dan bersyukur kepada-Nya.
Dia yakin apa yang Allah ciptakan untuk keperluan
mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan untuk yang lainnya.
Dia merasa tak nyaman, resah hidup tanpa Allah meskipun dia sudah memiliki segala sesuatu dalam hidupnya.
Yang hebat dari orang yg selalau 'on' adalah merasa
dikasihi Allah meski secara kasaf mata dia dalam keadaan susah.
Dia berpikir segala sesuatu yg diberikan Allah kepada
hambanya sdh Allah sesuaikan dengan kadar kemampuan dirinya. Sudah pas
dan terbaik. Apapun kondisinya.
Dan dia sangat bersyukur terhadap rezeki sekecil apapun karena hatinya sudah dipenuhi dengan kenikmatan dan kecintaannya kepada Allah.
Di menganggap segala kesusahannya bagaikan bandul besar yang mendorong dirinya makin dekat kepada Allah. Semakin besar dan kuat bandul itu menghujam dirinya, dia malah semakin merapat kepada-Nya. Dia minta ampun dan minta perlindungan-Nya.
Dan jika banyak karunia Allah berupa harta yang
menghampirinya dia sangat malu dan takut. Malu karena begitu banyak yang telah
diterimanya.
Takut karena khawatir tidak mampu menjaga amanah-Nya.
Takut mengecewakan Allah yang menitipkannya.
Sehingga dia berhati hati dan menggunakan segala karunia-Nya untuk semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.
"Sungguh, orang-orang yang karena takut Tuhannya, mereka
sangat berhati-hati,”
(QS Al Mukminun : 57 )
Kesusahannya tak menjadikannya dia susah. Kekurangannya tak
menjadikan dia kurang.
Dia menjadikan sabar sebagai alat untuk semakin mendekatkan diri dengan-Nya. Semakin on denganNya.
Yang terpenting apapun kondisinya baik susah atau senang dia selalu dekat dan selalu meminta pertolongan Allah.
Karena dia yakin Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna dan seimbang, sehingga dia dapat hidup di dalamnya dengan nyaman. Dia yakin semuanya telah ditata dengan akurat. Semuanya telah diatur dengan hukum-Nya. Itu semua untuk supaya dia dapat hidup di dunia dengan baik dan nyaman. Dia yakini itu.
Sehingga semua kata dan sikapnya selalu diharmonikan
dengan kehendakNya.
Kata Allah ya...diapun ya
Kata Allah tidak ...diapun tidak
Sami'na waatho'na
Kami dengar dan kami taat
Dia tak mampu melawan-Nya.
Kenapa dia bersikap seperti itu?
Karena dia merasa tak kuasa dan malu menolak permintaan Allah yang telah memberikan segalanya.
Dia mengetahui rasa syukur
Dia mengerti rasa terima kasih
Dia memahami balas budi
Andaikan Allah meminta nyawanya pun merasa masih tak sebanding dengan karunia dan kasih sayang-Nya.
Menurut dia orang yang mengklaim tak bertuhan saja mampu
berterima kasih dan berbalas budi kepada sesamanya dan alam
sekitarnya.
Lalu bagaimana dengan kita yang katanya telah bertuhan?
Astaghfirullahal adzim
Ampunilah kami ya Allah.
Sumber : Tulisan Avip Vivarullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.