Sabtu, 28 September 2019

Diabolisme Intelektual

Oleh: Dr. Syamsuddin Arif*

DiĆ”bolos adalah Iblis dalam bahasa Yunani kuno, menurut A. Jeffery dalam bukunya The Foreign Vocabulary of the Qur’an, cetakan Baroda 1938, hlm. 48. Maka istilah “diabolisme” berarti pemikiran, watak dan perilaku ala Iblis ataupun pengabdian padanya. 

Dalam kitab suci al-Qur’an dinyatakan bahwa Iblis termasuk bangsa jin (18:50), yang diciptakan dari api (15:27). Sebagaimana kita ketahui, ia dikutuk dan dihalau karena menolak perintah Tuhan untuk bersujud kepada Adam. Apakah Iblis atheist? Tidak. Apakah ia agnostik? Tidak. 

Iblis tidak mengingkari adanya Tuhan. Iblis tidak meragukan wujud maupun ketunggalan-Nya. Iblis bukan tidak kenal Tuhan. Ia tahu dan percaya seratus persen. Lalu mengapa ia dilaknat dan disebut ‘kafir’? Di sinilah letak persoalannya.

Kenal dan tahu saja, tidak cukup. Percaya dan mengakui saja, tidak cukup. Mereka yang kafir dari kalangan Ahli Kitab pun kenal dan tahu persis siapa dan bagaimana terpercayanya Rasulullah Shalaullahhu 'alaihi wassalam, sebagaimana orang tua mengenali anak kandungnya sendiri (ya’rifunahu kama ya’rifuna abna’ahum). Namun tetap saja mereka enggan masuk Islam.

Jelaslah bahwa pengetahuan, kepercayaan, dan pernyataan harus disertai dengan kepatuhan dan ketundukan, harus diikuti dengan kesediaan dan kemauan untuk merendah, menurut dan melaksanakan perintah. “Knowledge and recognition should be followed by acknowledgement and submission, ” tegas Profesor Naquib al-Attas.

Jumat, 27 September 2019

Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman


Allah takdirkan kita hidup di akhir zaman. Penuh fitnah, kejahatan, tindakan kriminalitas. Baik dilakukan individu maupun kelompok. Kita bisa lihat di masyarakat sekarang lokal, regional, global. Hidup semakin terasa sulit.

Alhamdulillah Allah takdirkan kita sebagai umat islam. Merupakan salah satu keunggulan ajaran islam. Kita diajarkan oleh Al Quran dan Sunnah. Kita bisa membaca fenomena akhir zaman, sehingga kita tidak terjebak dalam fitnah akhir zaman.