Jika kehendak hati yang terdalam kita tidak berhubungan
dengan kehendak pikiran maka akan timbul suatu kebingungan. Salah satu bentuk
kebingungan kita terhadap diri sendiri adalah mengapa kita tidak melakukan
sesuatu yang kita tahu bermanfaat bagi kita.
kita ingin kurus tidak mampu menahan godaan makanan
berlemak. Kita ingin cerdas tetapi tidak pernah belajar. kita ingin sehat
tetapi tidak pernah olahraga. Kita ingin sukses tetapi selalu menunda-nunda
pekerjaan. Kita ingin punya sahabat tetapi sulit tersenyum dan menyapa. Kita ingin
dibantu tetapi sulit meminta tolong. Kita tahu rokok itu membahayakan tetapi
tetap saja merokok. Kita ingin ikhlas tetapi tidak mau berserah diri. Mau tapi
ragu. Benci tapi rindu.
Mengapa sering terjadi ketidaksinkronan dan harmoni antara
pikiran dan perasaan?
Karena pikiran sadar (12%) selalu kalah dengan pikiran bawah
sadar (Perasaan) (88%). Jika Anda ingin sukses, bahagia, cerdas, bijaksana,
tenang, kaya semuanya itu adalah bentuk keputusan sementara di kepala Anda,
sementara perasaan merupakan keputusan final di hati Anda. Oleh karena itu,
ketika Anda membuat keputusan sebaiknya merupakan perpaduan antara emosi (baca
perasaan) dan pikiran. Sebelum Anda berhasil membuat hati setuju dengan pikiran
maka selama itu pula Anda akan terombang-ambing dalam ketidakberdayaan,
ketidakkonsistenan, kebingungan, dan akhirnya powerless.
Sebagai contoh : jika pikiran Anda mengatakan saya ingin
sukses (12%), tetapi kita merasa takut, ragu, bingung, stres, tidak fokus,
sering melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, mengikuti hawa nafsu (88%). Maka disinilah
sering terjadinya konflik batin dalam diri manusia.
Dengan kata lain, dalam meraih kesuksesan yang kita inginkan
kita harus belajar dan berkomitmen untuk menselaraskan antara pikiran, perasaan,
dan tindakan agar harmonis, selaras, dan berhubungan. Tanpa itu, keberhasilan
akan sulit Anda raih. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Bersambung…
Menjelang Terbit Matahari, 4 Rabiul Awal 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.