Seminar Mahasiswa di Kampus II UMB |
Ada begitu banyak peran yang sedang dimainkan manusia saat ini. Mereka berlomba-lomba mencari kesuksesan. Salah satu yang menjadi anggapan mereka sebagai gerbangnya adalah pendidikan. Memiliki pendidikan tinggi adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi diri dan keluarga saat ini. Tetapi, akankah harga diri harus tergadaikan dengan mengatasnamakan meraih kesuksesan? Haruskah pelajar, Mahasiswa, berlomba-lomba dalam meraih nilai tertinggi dalam rangka mengejar kesuksesan? Lalu sebenarnya, apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam mempersiapkan dirinya menuju kesuksesan itu? Dan pertanyaan yang lebih penting apakah kesuksesan itu sebenarnya?
Ketika pertama kali masuk ke bangku kuliah, mengikuti seminar dan pelatihan adalah salah satu kebiasaan saya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan harapan untuk meraih kesuksesan. Berawal dari menyimak berbagai pembicara baik dari tingkat daerah, nasional, hingga internasional menambah keyakinan dan tekad untuk menjadi pembicara yang baik di kemudian hari.
Alhamdulillah salah satu kebahagiaan terbesar adalah dapat senantiasa berbagi dengan orang lain. Beberapa waktu yang lalu diminta menggantikan salah satu sahabat saya bernama Ria Mustika Pasha, salah satu seorang penulis muda dan rekan dalam mengembangkan bisnis percetakan di kampus.
Hampir setiap minggu ada undangan untuk memberikan training motivasi di depan ratusan peserta, baik dari pelajar dan mahasiswa. Setelah memberikan training di kabupaten kepahyang, minggunya saya harus kembali menularkan virus cinta ilmu kepada ratusan peserta Seminar Mahasiswa yang bertemakan “Succes In Campus”
Suatu keadaan yang sangat menyedihkan bagi keterpurukan pendidikan di Negara kita, hendaklah mendapat perhatian dari mahasiswa, terlebih lagi mahasiswa selaku konsumen pendidikan yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Artinya, segala kebijakan pemerintah mengenai system pendidikan nasional hendaklah mengarah pada peningkatan mutu bukan sekedar peningkatan biaya yang selama ini kita rasakan.
Oleh karenanya mahasiswa dalam memahami peranan dirinya dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan di Indonesia sepatutnya memiliki kerangka acuan dan penafsiran yang jelas atau lebih sering kita dengar kesadaran ideology. Kesadaran ideologi itu sebagai akibat internalisasi ideologi secara menyeluruh. Artinya, mengupayakan setiap potensi yang ada untuk menjalankan dan mempertahankan ideologinya. Setiap tingkah laku dari individu atau kelompok ini sebagai tafsir terhadap ideologi.
Lalu ada banyak pertanyaan yang harus dijawab, apa yang harus saya lakukan untuk sukses di kampus? Ada banyak cara dan jalan menuju kesuksesan akan tetapi, yang paling penting dalam meraihnya adalah dengan mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Kenapa harus mengenal diri dan bagaimana caranya? Ada banyak orang yang sebenarnya berbakat dalam suatu bidang akan tetapi karena ia belum mengenal dirinya dengan baik sehingga ia menganggap bahwa kelebihan itu adalah sebuah kekurangan. Sebagai salah satu contoh, ada orang yang mempunyai banyak sekali ide-ide kreatif tetapi memiliki kelemahan dalam menyampaikannya kepada orang lain, sehingga ide-ide itu tersimpan di dalam otaknya tanpa diketahui oleh orang lain.
Bagimana caranya?
Berdasarkan pengalaman selama menjadi mahasiswa, yang paling berperan dalam menjaga konsistensi saya dalam mengenali diri adalah pergaulan yang positif. Melalui pergaulan itulah, saya sedikit demi sedikit belajar mengasah dan mengenali potensi diri. Apa alat untuk mengasahnya? Jawabannya adalah amanah/ tugas/ masalah/ tantangan yang diberikan kepada saya. Oleh karena itu, saya ingin berpesan kepada para pejuang yang tidak ingin hanya sekedar ngampus alias mengandeng gelar mahasiswa tetapi sesungguhnya bingung akan kelebihan dan bakat yang ia miliki. Belajarlah untuk bergaul dan carilah lingkungan yang positif.
Lalu kita akan menemukan makna kesuksesan itu ternyata ketika kita menjadi orang yang bermanfaat untuk banyak orang. Sukses bukan hanya ditentukan oleh IP yang tinggi, tetapi kita belajar untuk memecahkan masalah bangsa ini melalui aksi-aksi kecil kita sebagai mahasiswa, seperti menyelenggarakan seminar, pemberdayaan masyarakat, pembentukan bimbel gratis bagi anak-anak yang tidak mampu, berpartisipasi dalam kegiatan bencana alam.
Seperti kata salah seorang sastrawan legendaris Indonesia apalah arti berpikir, bila terpisah dari persoalan kehidupan (Sajak Sebatang Lisong, WS Rendra). Mahasiswa harusnya menyadari bahwa mereka bukan hanya objek pendidikan yang hanya menunggu ilmu dari dosen untuk mengasah potensi dan kemampuan yang mereka miliki, tetapi Mahasiswa harus memiliki kesadaran bahwa mereka adalah subjek dari pendidikan yang haus akan ilmu dan berperan aktif dalam menciptakan iklim ilmiah di kampus dan memainkan peran di tengah-tengah masyarakat sebagai sarana mengasah kemampuannya.
Foto Bersama Peserta,Panitia, Pemateri dan Moderator |
Semoga Allah senantiasa membimbing kita menjadi manusia yang terbaik dan menurut Nabi sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Bangsa dan Agama menantikan karya-karya besar kita.
Selamat berkarya para pejuang yang dirindukan syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.