Sabtu, 31 Maret 2012

Belajar Dari Kutu

Bismillahhirrohmanirrohim

Dalam suatu percobaan dimasukanlah seekor kutu ke dalam sebuah toples, pada awalnya kutu tersebut berusaha melompat keluar sekuat tenaga setinggi dan sesering mungkin. Tapi tidak berhasil. Kemudian peneliti tersebut mengeluarkan kutu tersebut selang beberapa waktu kutu itu dimasukan kembali ke toples yang tertutup kutu itu kembali bnerusaha melompat keluar namun apa daya setiap upayanya selalu terbentur tutup toples semakin sering ia berusaha melompat keluar semakin sering ia melompat semakin sering ia terbentur tutup toples semakin kuat ia melompat semakin keras bentuaran badannya pada tutup toples.

 Akhirnya timbul keyakinan pada kutu tersebut bahwa ia tidak akan bisa keluar dari toples tersebut. Setelah sekian lama kutu tersebut hidup di dalam toples dengan keyakinan bahwa dirinya sudah tidak mungkin lagi bisa keluar bahakan semakin keras ia berusaha semakin sakit yang ia terima akhirnya kutu tersebut menyerah. 


Suatu ketika toples itu di buka kutu tetrsebut masih melompat tapi tidak setinggi dan sekencang dulu ia hanya melompat sebatas ujung toples inilah yang dinamakan Self limiting Belief. Padahal jika kutu tersebut melompat setinggi dan sekencang pertama dia pasti bisa bebas dari toples tersebut.

 Kesimpulannya begitu si kutu mengkondisikan dirinya untuk melompat hanya setinggi toples hasilnya bisa anda tebak. Pikiran bawah sadarnya menerima informasi dari pikiran sadarnya untuk melompat hanya setinggi toples karena jika lebih hasilnya menyakitkan. 

Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab, yaitu

  orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak,
 dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir

Setiap pagi di daratan Afrika Seekor kijang bangun dari tidurnya dan bertekad Bahwa pada hari itu, Ia harus mampu berlari melebihi kecepatan singa yang paling cepat dihutan belantara itu Karena jika tidak, Ia akan menjadi mangsa yang empuk Pada pagi yang sama di daratan Afrika Seekor singa bangun juga dari tidurnya Dan membuat resolusi bahwa hari itu, Ia harus mampu berlari lebih cepat dari kijang yang paling lambat dihutan rimba itu Karena jika tidak, Ia akan mati kelaparan.

Tidak menjadi masalah apakah anda seekor singa Ataupun seekor kijang ?. Ketika sinar matahari telah terbit, Maka bersiaplah untuk berlari secepat-cepatnya Sejauh mana Anda mampu berpikir atas tindakan Anda akan menentukan sejauh mana kesiapan menerima konsekwensi/resiko atas setiap tindakan Anda. Bertindak tanpa berpikir akan berujung pada finish yang slah atau bahkan tidak pernah mencapai finish manapun, namun berpikir tanpa bertindak akan menghasilkan kelompok pemimpi yang senantiasa berkata ; ?seAndainya, Andaikata, kalau saja.....? dan berujung pada penyesalan panjang karena terlewatnya kesempatan-kesempatan yang tidak bisa terulang kembali pada waktu berikutnya.

Tidak ada gawang yang bergerak menuju arah bola, tidak ada makanan burung yang setiap saat terjatuh kearah sarang, tidak ada bunga yang menuju kearah lebah bersarang, dan tidak akan ada keuksesan datang menuju Anda, tapi Andalah yang harus bergerak menuju ka kesuksesan Anda. Camkanlah baik-baik bahwa apa yang membuat seseorang sukses bukanlah dari apa yang dia ketahui, tetapi tindakan apa yang dia ambil dari apa yang dia ketahuinya. 

Perhatikanlah seorang tukang batu ketika berusaha menghancurkan sebuah batu yang keras dan besar mungkin Anda akan melihat sang tukang batu memukul berpuluh-puluh kali namun tetap saja batu tersebut tidak bergeming. Ketika pukulan ke 101batu itu terbelah dua , pertanyaannya kemudian apakah pukulan ke 101 itu menjadi pukulan yang sangat berharga? Dibandingkan seratus pukulan pertama? Tentu tidak karena setiap pukulan dari pukulan pertama hingga pukulan ke 101 itulah yang membelah batu. Semua pukulan itu adalah proses untuk mencapai hasil yang diinginkannya. Sayangnya banyak diantara kita yang mempunyai semangat menggebu-gebu untuk mencari tahu setrategi bias melakukan pukulan yang ke 101 tanpa ingin mengetahui proses yang harus dilalui pukulan yang ke 1 sampai ke 100.

Bill Gates, Sochiro Honda, Alva Edison dan lain-lain adalah orang-orang yang berkali-kali gagal dan melakukan kegagalan yang besar sebelum kesuksesan mereka terungkap. Mereka melihat kegagalan itu sementara dan mereka siap bangkit kembali pada kesempatan berikutnya. 

Orang-orang yang tidak pernah mencoba tidak akan pernah tahu seberapa besar kesempatan yang hilang, mereka hanya fokus pada berapa banyak kegagalan yang ingin mereka hindari. Ingatlah sangat jarang orang yang langsung sukses ketika percobaan pertama. Apakah Anda langsung lancar dan sukses ketika belajar bersepeda? Saya yakin Anda belajar sepeda dengan terseok seok bahkan terjatuh berkali-kali. Namun semua kejadian itu justru menambah semangat untuk belajar lebih giat.

Kini mengapa banyak orang dewasa yang baru gagal satu atau dua kali saja sudah memvonis diri mereka sebagai seorang pecundang? Yang penting bukanlah apakah Anda telah gagal, tetapi apakah mampu bangkit kembali dari kegagalan itu dan mengambil pelajaran dari kegagalan itu untuk melakukan aksi berikutnya. Banyak orang yang ingin melakukan sesuatu kalau ada bukti nyata di depannya, Mereka mempunyai konsep yang salah karena dalam hidup ini Anda harus menanam dulu baru dapat menuai hasilnya. Tidak ada orang kuat mental tanpa beban masalah, tidak ada kata sabar tanpa ujian yang harus diselesaiakan, dan tidak ada medali tanpa adanya pertandingan. 

Tips meninggalkan 2 biang kegagalan. Rencanakan apa yang Anda inginkan, tulislah, ceritakan kepada sahabat, orang tua dan orang-orang yang mau mendengar Anda, dan siaplah mendapat masukan yang mendukung maupun menghambat. Namun pAndanglah semua itu dengan pikiran positip, dan ingatlah Anda adalah PEMAIN dan bukan penonton, jadi bola ada di kaki Anda. Evaluasi kembali setiap langkah yang Anda lakukan, apakah menuju kearah gawang kesuksesan Anda atau justru menjauh. Terkadang memang perlu membawa bola kebelakang asalkan sebagai bagian dari strategi. Jangan pernah menyerah dan berhenti, karena berhenti/ menyerah berarti mati. Ingatlah, Anda tidak pernah gagal, yang gagal adalah peristiwanya bukan Anda. Dan Anda bisa ulang peristiwa baru dengan cara berbeda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.