Banyak orang yang mengeluhkan kehidupannya tidak bahagia karena tidak memiliki pendidikan yang tinggi, ada juga mengeluh karena alasan lingkungan tidak mendukung, orang tua, teman, guru, dll. Apa sebenarnya yang salah? Lingkungan kita atau diri kita yang sesungguhnya mengidap Penyakit Miskin Mental?
Seseorang
yang memiliki sikap “kaya mental” setiap kali menghadapi situasi sulit dan
tampak tak mungkin, tidak akan menyerah. Sebaliknya, mereka yang memiliki sikap
“mental miskin, saat menghadapi situasi yang mudah pun, akan melihatnya teramat
sulit.
Sebenarnya
orang yang memiliki sikap kaya mental pun berhadapan dengan situasi untuk
menyerah, tetapi mereka menolak menyerah. Sikap miskin mental seperti apa yang
paling umum mereka hindari? Seorang kolumnis Majalah Forbes, Cheryl Snapp Conner dalam Andri Wongso,
mengumpulkan 13 prinsip sikap miskin mental yang dihindari orang sukses.
1.
Buang
waktu menyesali diri sendiri. Orang kaya mental tak akan menyesali kondisi
kurang beruntung yang dimilikinya. Mereka juga tidak menyalahkan pihak lain.
Mereka selalu beranggapan dan belajar bahwa tanggung jawab tindakan dan hasilnya
berada pada dirinya sendiri. Jika hasil tindakan buruk, mereka tak menyesalinya
tapi langsung membuat tindakan positif berikutnya agar ia tetap bisa melangkah.
2.
Merendahkan
orang lain. Orang kaya mental menghindari tindakan dan perkataan yang
merendahkan orang lain. Mereka sadar bahwa kekuatannya terletak pada
kemampuannnya mengeloa respons. Mereka memahami bahwa emosi dan tindakannya
selalu bisa dikendalikan.
3.
Malu berubah.
Yang mereka takutkan bukan perubahan tetapi justru stagnan. Karena itu orang
kaya mental selalu menyambut baik perubahan dan mengganggapnya sebagai
tantangan.
4.
Buang
energi pada sesuatu yang tidak dapat dikendalikan. Orang kaya mental tak
mengeluhkan kemacetan, kehilangan bagasi, atau tentang orang lain karena mereka
menyadari bahwa respons terhadap semua faktor itu pada dasarnya bisa
dikendalikan. Jika hal itu terhadi padanya mereka selalu bisa mengendalikan
diri.
5.
Khawatir
saat menyenangkan orang lain. Apakah menyenangkan orang lain cermin
kelemahan atau kekuatan? Banyak orang yang khawatir ketikan akan membuat orang
lain senang karena itu akan merusak imejnya. Tetapi orang kaya mental tak
pernah mengkhawatirkannya, sejauh ia berlaku adil dan wajar.
6.
Takut
menghitung risiko. Orang kaya mental senang menghitung risiko karena dengan
demikian mereka bisa menghitung risiko buruknya dan menimbang keuntungannya
secara bersamaan.
7.
Berdiam
di masa lalu. Orang kaya mental menghindari untuk terus terpuruk pada masa
lalu atau membanggakan kejayaan masa lalu. Mereka selalu menginvestasikan
energi terbesarnya dengan mengoptimalkan masa kini dan masa depan.
8.
Membuat
kesalahan yang sama berulang-ulang. Seseorang yang kaya mental selalu
bertanggung jawab pada hasil kerjanya di masa lalu dan menjadikan kesalahan masa
lalu sebagai kesalahan sama yang tak terulang.
9.
Membenci
keberhasilan orang lain. Dibutuhkan kekuatan karakter untuk merasakan
sukacita yang tulus dan semangat untuk keberhasilan orang lain. Orang kaya
mental memiliki kemampuan ini. Mereka tidak cemburu atau marah ketika orang
lain berhasil.
10.
Menyerah
setelah gagal. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk memperbaiki. Orang
kaya mental bersedia gagal lai dan lagi, jika perlu, selama pengalaman belajar
dari setiap “kegagalan” dapat membawa mereka lebih dekat ke tujuan akhir
mereka.
11.
Takut
sendirian. Orang kaya mental tak takut sendirian. Saat sendiri justru
mereka butuhkan atau lakukan untuk merencanakan sesuatu yang lebih produktif.
12.
Merasa
dunia berhutang banyak padanya. Orang bermental miskin merasa dunia
memperlakukannya tidak adil dengan selalu beranggapan ia seharusnya meraih
pendapatan, gaji, atau hasil yang lebih baik saat ini. Sedangkan orang kaya
mental selalu beranggapan bahwa mereka selalu siap bekerja seberapa tingginya
pendapatan bergantung seberapa keras kerja mereka.
13.
Mengharapkan
hasil segera. Orang kaya mental selalu menggangap hasil terbaik tak mungkin
datang tiba-tiba atau dengan cepat. Apa yang mereka lakukan saat ini adalah
investasi untuk masa depan. Mereka tahu sukses ada harga yang harus dibayar
dengan perjuangan, kerja keras, dan juga waktu.
Itulah
perbandingan sikap miskin mental dan kaya mental. Mari kita kikis sikap miskin
mental untuk menjemput sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.