Senin, 08 Desember 2014

Penyakit Miskin Mental Yang Harus Dibuang


 Banyak orang yang mengeluhkan kehidupannya tidak bahagia karena tidak memiliki pendidikan yang tinggi, ada juga mengeluh karena alasan lingkungan tidak mendukung, orang tua, teman, guru, dll. Apa sebenarnya yang salah? Lingkungan kita atau diri kita yang sesungguhnya mengidap Penyakit Miskin Mental?

Seseorang yang memiliki sikap “kaya mental” setiap kali menghadapi situasi sulit dan tampak tak mungkin, tidak akan menyerah. Sebaliknya, mereka yang memiliki sikap “mental miskin, saat menghadapi situasi yang mudah pun, akan melihatnya teramat sulit.

Sebenarnya orang yang memiliki sikap kaya mental pun berhadapan dengan situasi untuk menyerah, tetapi mereka menolak menyerah. Sikap miskin mental seperti apa yang paling umum mereka hindari? Seorang kolumnis Majalah Forbes, Cheryl Snapp Conner dalam Andri Wongso, mengumpulkan 13 prinsip sikap miskin mental yang dihindari orang sukses.

1.      Buang waktu menyesali diri sendiri. Orang kaya mental tak akan menyesali kondisi kurang beruntung yang dimilikinya. Mereka juga tidak menyalahkan pihak lain. Mereka selalu beranggapan dan belajar bahwa tanggung jawab tindakan dan hasilnya berada pada dirinya sendiri. Jika hasil tindakan buruk, mereka tak menyesalinya tapi langsung membuat tindakan positif berikutnya agar ia tetap bisa melangkah.

2.      Merendahkan orang lain. Orang kaya mental menghindari tindakan dan perkataan yang merendahkan orang lain. Mereka sadar bahwa kekuatannya terletak pada kemampuannnya mengeloa respons. Mereka memahami bahwa emosi dan tindakannya selalu bisa dikendalikan.

3.      Malu berubah. Yang mereka takutkan bukan perubahan tetapi justru stagnan. Karena itu orang kaya mental selalu menyambut baik perubahan dan mengganggapnya sebagai tantangan.

4.      Buang energi pada sesuatu yang tidak dapat dikendalikan. Orang kaya mental tak mengeluhkan kemacetan, kehilangan bagasi, atau tentang orang lain karena mereka menyadari bahwa respons terhadap semua faktor itu pada dasarnya bisa dikendalikan. Jika hal itu terhadi padanya mereka selalu bisa mengendalikan diri.

5.      Khawatir saat menyenangkan orang lain. Apakah menyenangkan orang lain cermin kelemahan atau kekuatan? Banyak orang yang khawatir ketikan akan membuat orang lain senang karena itu akan merusak imejnya. Tetapi orang kaya mental tak pernah mengkhawatirkannya, sejauh ia berlaku adil dan wajar.

6.      Takut menghitung risiko. Orang kaya mental senang menghitung risiko karena dengan demikian mereka bisa menghitung risiko buruknya dan menimbang keuntungannya secara bersamaan.
7.      Berdiam di masa lalu. Orang kaya mental menghindari untuk terus terpuruk pada masa lalu atau membanggakan kejayaan masa lalu. Mereka selalu menginvestasikan energi terbesarnya dengan mengoptimalkan masa kini dan masa depan.

8.      Membuat kesalahan yang sama berulang-ulang. Seseorang yang kaya mental selalu bertanggung jawab pada hasil kerjanya di masa lalu dan menjadikan kesalahan masa lalu sebagai kesalahan sama yang tak terulang.

9.      Membenci keberhasilan orang lain. Dibutuhkan kekuatan karakter untuk merasakan sukacita yang tulus dan semangat untuk keberhasilan orang lain. Orang kaya mental memiliki kemampuan ini. Mereka tidak cemburu atau marah ketika orang lain berhasil.

10.  Menyerah setelah gagal. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk memperbaiki. Orang kaya mental bersedia gagal lai dan lagi, jika perlu, selama pengalaman belajar dari setiap “kegagalan” dapat membawa mereka lebih dekat ke tujuan akhir mereka.

11.  Takut sendirian. Orang kaya mental tak takut sendirian. Saat sendiri justru mereka butuhkan atau lakukan untuk merencanakan sesuatu yang lebih produktif.

12.  Merasa dunia berhutang banyak padanya. Orang bermental miskin merasa dunia memperlakukannya tidak adil dengan selalu beranggapan ia seharusnya meraih pendapatan, gaji, atau hasil yang lebih baik saat ini. Sedangkan orang kaya mental selalu beranggapan bahwa mereka selalu siap bekerja seberapa tingginya pendapatan bergantung seberapa keras kerja mereka.
13.  Mengharapkan hasil segera. Orang kaya mental selalu menggangap hasil terbaik tak mungkin datang tiba-tiba atau dengan cepat. Apa yang mereka lakukan saat ini adalah investasi untuk masa depan. Mereka tahu sukses ada harga yang harus dibayar dengan perjuangan, kerja keras, dan juga waktu.

Itulah perbandingan sikap miskin mental dan kaya mental. Mari kita kikis sikap miskin mental untuk menjemput sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.